Kalau kita jalan-jalan atau mencari kain ke toko kain, atau pasar kain salah satunya yang terkenal di daerah Bandung adalah Pasar Kain Cigondewah untuk kain-kain dengan kualitas grade 2 atau 3. Kalau kita mencari kain dengan grade 1 kita bisa mencari di Pasar Baru Bandung, kalau daerah lain terus terang saya kurang tahu :).
Kali ini saya tidak akan mempromosikan pasar kain, tetapi kalau kita lihat-lihat di toko-toko kain tersebut kita bisa melihat banyak warna-warna kain, ada warna toska, merah cabe, merah maroon, turkis, dan lain-lainnya. Pengetahuan mengenai warna-warna kain tidak akan berpisah dari pengetauan kita mengenai zat warna, proses pencelupan, bla bla sampai kain siap jual. Tetapi pada kesempatan ini saya hanya ingin berbagi dengan kawan-kawan mengenai paduan atau pencocokan warna atau sering disebut color matching.
Mengapa saya buat bahasan kali ini mengenai color matching, karena color matching tidak hanya berlaku untuk bahan tekstil saja, tetapi untuk misalnya industri cat, pigmen untuk bahan-bahan pasta sablon, industri kertas, dll. Dengan sharing kali ini mudah-mudahan kawan-kawan bisa ada sedikit masukan, siapa yang bekerja di perusahaan tersebut ada promosi... hehehe...
Ada beberapa cara dalam metode COLOR MATCHING, dengan manual menggunakan segitiga warna atau dengan Spectrofotometer yang lebih canggih, pekerjaan bisa lebih cepat. Disini kita bahas dua-duanya.
Kita samakan persepsi kita dahulu, warna terbagi menjadi 3 kategori yaitu : PRIMER, SEKUNDER, TERSIER. Kawan-kawan pasti sudah tahu mengenai warna itu, tapi disini kita samakan dahulu persepsi kita.
WARNA PRIMER
Yaitu warna yang tidak dapat dibuat dari warna lain. Warna PRIMER terdiri dari : RED, BLUE, YELLOW atau MERAH, BIRU, dan KUNING.
WARNA SEKUNDER
Warna yang diperoleh dari pencampuran 2 warna PRIMER. Ada 3 Warna SEKUNDER :
GREEN = BLUE + YELLOW atau HIJAU = BIRU + KUNING
VIOLET = BLUE + RED atau UNGU = BIRU + MERAH
ORANGE = RED + YELLOW atau ORANGE = MERAH |+ KUNING
WARNA TERSIER
Warna TERSIER adalah warna yang dibuat dari gabungan 2 warna atau lebih baik dari warna PRIMER maupun warna SEKUNDER. Warna tersier akan menghasilkan warna yang tidak terhingga.
Warna Putih atau Hitam tidak dikategorikan warna, karena warna tersebut tidak dapat dibuat dari warna lain. Dalam color matching warna Hitam dan Putih hanya digunakan sebagai arah warna saja, tetapi tidak merubah warna.
Gambar Segitiga Kromatik untuk panduan color natching
Gambar Spektrum warna, warna-warna yang bisa dilihat oleh mata manusia.
Langkah-langkah untuk color matching dengan cara manual :
- Tentukan warna dominannya, bisa nelihat dari warna PRIMER atau SEKUNDER nya. Contohnya kita akan matching color dengan warna hijau, hijau adalah warna SEKUNDER tetapi hijau di warna SEKUNDER bisa dikatakan perumpaan karena jarang ada warna hijau yang sesuai dengan hijau SEKUNDER.
- Tentukan arah warna TERSIER nya, misalnya hijau arah kuning, merah atau biru. Untuk lebih mudah gunakan 3 warna (kadang bisa lebih dari 3 warna) yang terdiri dari warna MERAH, BIRU, atau KUNING. Tambah atau kurangkan warna campuran tersebut untuk mencapai arah warna yang diinginkan.
- Penambahan warna KUNING harus hati-hati karena penambahan sedikit saja bisa merubah warna yang diinginkan.
- Penambahan warna MERAH akan memperkuat warna sebaliknya penambahan warna biru akan membuat warna lebih jenuh.
- Cek ulang lagi secara visual warna yang dihasilkan dan jika ada cek ulang di spektrofotomer kalau tidak ada kita coba pendekatan lain dengan sensor warna dan diolah dengan arduino, mungkin lain kali kita bahas.
Menentukian color matching dengan spektrofotometer nanti kita akan bahas lagi di halaman yang lain mengingat caranya lebih sederhana tetapi prinsipnya lebih rumit.
Berikut saya contohkan color matching dengan menggunakan manual dan menggunakan spektrofotometer :
1. Kita akan membuat warna hijau dengan warna sebagai berikut :
2. Warna yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
a. Disperse Blue 291
b. Disperse Blue 60
c. Disperse Yellow 211
semuanya kita celup di kain polyester knitting.
ok kawan kita mulai :
3. Warna SEKUNDER yang kita dapat adalah hijau pencampuran antara BIRU dan KUNING. Disperse Blue 291 adalah warna biru ke arah merah, sedangkan Disperse Blue 60 adalah warna biru.
4. Buat dulu konsentrasi kira-kira dari ketiga warna tersebut
warna yang akan kita match adalah sebagai berikut :
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3lxlzwSeih5sPweEYF5MIjNmDlqwVSKDhyphenhyphenemjteQCUYRmY9ZwM4iLDa4nbA6mtrpYYoGJvmsf31qO0IqCj5XiXw8tu6f0Iswp11IOenQM_uSX0wGMItncoz7CudLVAULGI2u8oJhWilwG/h120/Untitled-1.gif)
ini warna kain yang dibaca spectrofotometer
Saya membuat perkiraan dahulu, bahwa konsentrasi warna tersebut kurang lebih 1% (o.w.f = on weight fabric atau 1% dari berat kain). Dari mana saya mengetahui 1%, jawabannya mudah kita kan punya pengalaman kalau 1% warnanya kaya apa, 2% dst, atau kalau kita punya Bank Color bisa dibandingkan.
Ok mas bro kita mulai buat perkiraan matching dulu, ini cara manual ya.... :
Blue 60 : 0.16%
Blue 291 : 0.3%
Yellow 211 : 0.065%
Sekali lagi angka itu dari mana, gampangnya kalau kawan2 punya atau pernah dyeing warna hijau bisa dimodif formulanya. Hasilnya kaya gini mas bro... :
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaTt0Kuu3YHP5Lb8zQhc1x_qHS9EUEALn13Jj-X4SM0wxMuEbOZnHHhKRMd9PhIvqMbTj8iRPwhGIxNvLozPZ1NxJVE46GpCYZtWasTTriKxcA5K0axBp-5jSYQk3Ci-BH8O7xzKATAAen/h120/Hasil+1.gif)
STANDARD TRIAL
Lumayan udah deket, lalu saya cek di spectro hasilnya kaya gini :
lumayan lah, kenapa harus di cek di spectro, ya iyalah di tempat kerja ane ada spectro... :))))
Menggunakan spectro lebih sederhana, langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Masukan warna yang akan di match :
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj50Nee1O2BIOTZD0ua2foviq5IIBFReS1AQIEHOlgGJBP9UZZjjPXo6qN8QyKFZwTh8oUCnPTdX6XGNk7VuTpvWlTMQkRHAkLX6tIW9lcu6sxboyaDljDEg3tVh3M1bRtXg_LOryonk82R/s320/ccm1.gif)
2. Lalu klik match
3. Tentukan bahan yang akan digunakan
4. Lalu Pilih warna-warna sebagai pembentuk warna :
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXQaIy5jj3A88ElhES_jT_EXNAcERTPWmGTGfwhl2nEs2L6yA0UTV-7BwzlucnUSIILjBXgE6Vf2fYjtg-WBm8F-GIgmMAi0I8Xl0EpmOYLV6w83eQ0ido9dvFh80uwciEllggyXu6z_z1/s320/ccm2.gif)
5. Lalu diperoleh komposisi warna perkiraan, warna ini bisa meleset karena spectro hanya menghitung dari komposisi warna saja tidak menghitung pengaruh dyeing poses, suhu, persaingan zat warna masuk ke bahan, dll
6. Lalu kita coba dyeing, lalu setelah itu kita koreksi (kurang merah, kuning atau biru) :
hasil akhir dari formula matching yang kita cari adalah (diperoleh dari 3 kali percobaan)
Disperse Blue 60 : 0.049%
Disperse Blue 291 : 0.32%
Disperse Yellow 211 : 0.065%
dengan hasil dE sebagai berikut :
Mudah-mudahan gambaran color matching ini berguna, nanti di lain waktu di coba dengan pendekatan alat yang murah tapi sesuai dengan tujuan. Salam Sukses
Terima kasih untuk pengetahuannya, sangat membantu, mantab :))
BalasHapusapakah ada prosedur lain pada proses colour matching untuk tipe jenis kain tertentu...misal untuk kain sintetik?
BalasHapus